AGUS SANG PEJUANG
Pagi itu begitu cerah, tak ada satu orang pun yang terlihat beraktifitas seperti biasanya karena pada hari itu adalah hari minggu , biasanya agus selalu setia dengan sepeda ontelnya untuk pergi menuju sekolah dan tidak lupa agus selalu membawa bekal apa adanya, agus adalah salah satu penghuni desa ngumpuk . rumahnya tak jauh dari sekolahnya, setiap harinya agus selalu bekerja keras , bayangkan saja agus sudah tidak punya orang tua lagi dan biyaya sekolah harus ditanggung sendiri, sebelum kesekolah agus harus menyiapkan sarapan terlebih dahulu setelah itu siap-siap untuk meluncur dengan sepeda ontel kesayanganya . dan saat itu agus hendak untuk pergi ke sawah . “ mumpung libur “ katanya. Cangkul dan caping pun tak lupa dibawanya dan bekal seadanya juga ikut dimasukan dalam tas plastik kecil. Sesampainya disawah agus selalu setia dengan tanaman-tanaman kecil yang pastinya bisa menghasilkan uang untuk biyaya hidu dan sekolahnya. Salah satu temanya bernama bambang juga selalu setia menemani agus, mereka sudah lama bersahabat namun disini ada perbedaan antara mereka berdua kalau bambang anaknya ganteng, putih, keren dan anak orang kaya , sedangkan agus penampilanya biasa-biasa saja, katakanlah agus anak yang serba kekurangan, namun bambang adalah tipe orang yang tidak membeda-bedakan teman , katanya “ semua orang didunia ini sama kok “ tidak ada yang jelek ataupun cakep bahkan miskin ataupun kaya bukan masalah “ yang penting bagaimana caranya untuk kita bisa berbuat baik kepada semua orang “ dan agus pun selalu bercerita kepada bambang tentang semua masalah yang dihadapinya baik disekolah , dirumah ataupun dimana saja,
saat itu bambang duduk-duduk di tengah-tengah rerumputan dekat ladang sawah yang hijau akan tanaman-tanaman dan pohon-pohon yang rindang dan agus pun bercerita kepada bambang , “ ya……sebagai seorang sahabat apa salahnya sih bercerita “ kata agus, sambil meletakkan cangkulnya disela-sela pepohonan . intinya agus hanya ingin bercerita tentang perjuanganya untuk bersekolah, mengapa setiap hari aku harus seperti ini. Disekolah banyak tagihan , belum lagi jika tidak punya buku pelajaran , ya……..agus sadar dia hanyalah seorang anak yatim piatu yang tak punay apa-apa. Untuk makan dan minumpun susah , apalagi bayar sekolah. Bambang cukup prihatin denagn apa yang dialami agus sekarang dan agus pun juga sangat berterimaksih kepada bambang yang telah mau mendengarkan ceritanya dan selalu setia membantunya .
” sudah siang ayo kita pulang , kata bambang sambil berlari-lari tak jelas dan aguspun tetap bekerja disawah dan apa katanya agus hanya bisa bilang kepada bambang ” sory bos......aku masih ada kerjaan banyak ni, lain kali aja jumpa fans’nya “ ha…ha…ha….sambil tertawa terbahak-bahak , jujur bambang tidak tahu apa maksud agus dan ternyata dari sini bambang tahu kalu agus ternyata orangnya juga suka bercanda, ya…..terserah kamu gus “ aku pulang duluan ya, sambil sedikit marah-marah giman gitu “ , agus pun menjawab “ oke bos nanti aku akan pulang dengan pacarku tersayang “ maksudnya sepeda ontelnya yang selalu menemani agus kemanapun ia pergi. Hari pun mulai siang dan panaspun mulai menyengat akhirnya agus mengakhiri pekerjaanya merawat tanaman-tanamanya di sawah dan akhirnya agus pun pulang dengan penuh kebahagiaan, tak tahu apa yang diperolehnya tadi, sesampainya dirumah agus segera menyiapkan wajan penggorengan . ya setiap hari agus hanya makan dengan lauk tahu dan tempe saja tidak seperti bambnag yang anak orang kaya sehingga makan dengan lauk yang serba ada, enak dan lezat. Disinilah perbedaan antara agus dan bambang, Namun agus orangya sangat pandai bersyukur , dia tidak pernah mengeluh.baginya masih bersyukur aku bisa makan walaupun dengan lauk seadanya ,” bayangkan masih banyak orang yang lebih kasihan dari aku “ ujarnya sambil membereskan peralatan yang dibawanya di sawah tadi.
Ya….hari demi hari selalu dijalaninya dengan penuh kebahagiaan, walaupun hidup agus penuh dengan kekurangan….
Ah, sudah hari senin lagi saatnya agus untuk bergegas memulai aktifitas kesekolah, duh senangnya hatiku , pagi yang cerah , hari senin awalku harus indah, itulah yang dipikirkan oleh agus saat itu dan berangkatlah agus dengan sepeda kesayanganya,tak lupa setiap paginya agus selalu menitipkan gubuk rumahnya kepada tetangga sebelah, berangkatlah agus……… di sela-sela perjalanan agus selalu tertawa kepada semua orang, sampailah di desa wojo, tiap hari agus harus melewati desa wojo karena jalan satu-satunya untuk sampai kesekolah, tidak seperti biasanya, pagi itu agus bertemu dengan seorang wanita tua bernama mbok sumi. “ tolonglah nak Bantu simbokmu yang tua ini, saya sudah tidak punya apa-apa “ agus pun menjawab dengan penuh ketegangan , tak tau apa yang ada dalam pikiranya “ ya mbok sebentar katanay dan agus pun berhenti sejenak dan mendekati mbok sumi, dalam pikiranya agus berkata “ ya tuhan apa yang harus aku lakukan, aku anak orang tidak punya yang sama sekali tidak punya apa-apa, hanya satu yang ku punya sepeda ontel ini, apa yang harus aku lakukan ? setelah lama berfikir agus pun mempunyai kesepakatan , ini sepeda rela aku jual untuk membantu mbok sumi yang kelaparan, dan tidak punya apa-apa ini, saat itu agus dalam ke bimbangan , bayangkan saja mbok sumi sungguh kasihan, sepertinya jika tidak segera aku tolong simbok ini bisa sakit “ dan aku harus yakin bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah, itulah yang dipikirkan agus saat itu, dia tidak berfikir bahwa sepeda ontelnya dan apapun yang ada , yang penting baginya adalah menolong orang yang sedang kesusahan itu nomor satu. “ ya aku rela mengalah berangkat sekolah dengan jalan kaki asal orang disekitarku bisa hidup bahagia.” Ujarnya sambil mendekati mbok sumi dengan penuh rasa iba, agus pun segera menjual sepeda itu ke pasar setempat dan uangnya pun digunakan untuk berobat mbok sumi dan sebagian sisanya disimpan untuk keperluan yang akan datang.
“ senang rasanya aku bisa menolong orang “ katanya , Selanjutnya hidup agus semakin melarat, dia tidak punya apa-apa dan harus menjalani hidup ini dengan penuh kesengsaraan. Sepeda tidak punya, uang tinggal sedikit.
Sesampainya dirumah agus menceritakan semuanya kepada bambang apa yang telah dialaminya saat itu, dan bambangpun hanya bisa mengatakan ” sabar ” semua pasti ada hikmahnya.
Semakin bertambahnya waktu dan semakin bertambahnya hari , agus tetap menjalaninya dengan penuh dengan kebahagiaan, sudahlah ” aku ikhlas kok apa yang telah terjadi ini ” AKU HARUS BERJUANG DEMI MASA DEPANKU ” aku tidak boleh mengeluh dan tidak boleh seperti ini. Akhirnya agus pun berniat untuk mencari pekerjaan , setiap harinya agus harus membagi waktu anatara sekolah dan belajar dan bekerja............bila pagi hari sampai siang hari agus bersekolah, dan sore harinya agus bekerja di salah satu toko bangunan dekat tempat tinggalnya. Walaupun aku hanya seorang kuli ” namun semua ini aku dasari dengan rasa senang ” katanya. Uang yang diperolehnya juga lumayan untuk bisa hidup dan bersekolah.
Waktu cepat berlalu , akhirnya tanggal 30 pun tiba, senang rasanya hatiku bisa mendapatkan uang hasil perjuangan dan keringatku sendiri. Aku ingin uang ini digunakan untuk membayar sekolah dan makan sehari-hari. Walaupun aku jalan kaki tapi aku tetap semangat, aku harus menjadi orang yang berguna, aku tidak boleh malas-malasan dan aku tetap harus semangat menjalani hidup ini . ” JANGAN MENYERAH ” motto hidupnya, disekolah pun agus tidak tertinggal dengan teman-teman lainya, dia tetap berprestasi dan sering sekali mendapat juara di kelas nya.
Akhirnya agus lulus sekolah dengan nilai yang memuaskan dan saat itu dia pergi disuatu tempat, agus hanya ingin satu ” bekerja ”. Dia ingin hidupnya tidak terperangkap dalam kemiskinan dan kesengsaraan . dengan modal ijazah sekolah dan uang seadanya agus memberanikan diri untuk mendaftar di sebuah pabrik diyogyakarta, ” ya ....tuhan semoga aku diterima ” agus pun hanya bisa berdoa saat itu dan akhirnya agus pun diterima menjadi salah satu pegawai di pabrik itu, hari demi hari dijalaninya dengan penuh kebahagiaan. ” anggaplah apa yang ada ini adalah berkah yang terbaik dari tuhan yang diberikan kepada kita ” katanya.
Semakin hari agus semakin giat untuk bekerja, tujuanya adalah untuk memperoleh uang yang akan digunakan untuk membangun sebuah rumah untuk tempat tinggalnya, dan mungkin inilah yang dinamakan hadiah dari tuhan ” sekarang agus pun telah diangkat menjadi manager di sebuah pabrik, awalnya agus hanay seorang pekerja saja, perjuangan agus tidak sampai disini, ia tetap berjuang terus menerus untuk mencapai cita-citanya agar menjadi orang sukses .
Selanjutnya agus diangkat jabatan menjadi pemimpin pabrik itu , bapak budi salah satu pimpinan pabrik itu mengatakan bahwa ” kerja agus sangatlah baik, jujur dan bagus , maka dari itu agus sekarang telah dipercaya untuk menjadi seorang pimpinan di pabrik itu, ya .......... semenjak agus menjadi pimpinan di pabrik itu hidupnya berubah derastis, yang dulunya agus hanay seorang kuli bangunan dan oarang yang tak punya apa-apa sekarang menjadi pimpinan suatu pabrik
Namun agus tidak sombong dan tetap apa adanya. ” terimaksih , ya tuhan engkau telah memberikan semua ini ” ujarnya . ya....inilah salah satu contoh perjuangan agus yang tidak sia-sia, walaupun sekarang agus menjadi seseorang yang terpandang, kaya, namun agus tetap seperti yang dulu. Baginya ini adalah hadiah dari perjuanagnya semasa hidupnya dulu . agus tetap berteman dengan bambang dan semua orang, bahkan dia berniat untuk membuat tempat ibadah di kampungnya.
Kini kehidupan agus sudah berbeda, dan katanya ” siapa menanam pasti akan memetik ” ujarnya ” .
Dibuat oleh yulian bangun prayoga..............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar